Sabtu, 10 Januari 2015

Pembenihan Ikan Kerapu Lumpur



Budidaya laut merupakan usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kelestarian populasi maupun peningkatan produksi perikanan dalam upaya mengantisipasi permintaan yang semakin meningkat.
Beberapa jenis ikan laut yang mempunyai nilai ekonomis penting telah banyak di budidayakan dalam kurungan apung di perairan Riau,Pantai Utara Jawa, Sulawesi Selatan dan daerah lainnya. Salah satu jenis ikan yang di budidayakan adalah ikan kerapu lumpur (Ephinephelus tauvina).Umumnya benih ikan kerapu lumpur yang di budidayakan masih berasal dari alam, diperoleh dengan alat tangkap bubu. Praktis kegiatan budidaya sangat tergantung dari kuantitas maupun kualitas benih alam serta musiman.
Dengan semakin banyaknya permintaan ikan kerapu untuk pasar domestik maupun pasar internasional, maka benih sebagai sumber produksi akan sulit dipenuhi dari alam serta penyediaanya tidak dapat kontinyu. Berdasarkan kenyataan itu maka kita tidak boleh berharap akan pemenuhan benih dari alam, tetapi harus mulai mengalihkan perhatian ke usaha pembenihan buatan.

            Jumlah jenis ikan kerapu ada 46 species yang hidup di berbagai tipe habitat dari jumlah tersebut ternyata berasal dari 7 genus, yaitu Aethaloperca, Anyperodon, Cephalophilis, Cromileptes, Epinephelus, Plectropomos,dan Epinephelus yang sekarang digolongkan ikan komersial dan mulai di budidayakan. lebih lengkapnya sistematika ikan kerapu adalah sebagai berikut:
Class                  Telestomi/ Teleostei
Sub class             :         Actinopterygii
Ordo                   :         Perciformes
Sub- ordo            :         Percoide
Familia               :        Serranidae
Sub familia         :         Epinephelinae
Genus            Species              :        Epinephelus suillus
      
Jenis  Kerapu Lumpur/ balong/ estuary grouper (Epinephelus spp)
            Bentuknya memanjang dan gilik. Warna dasarnya abu-abu muda dengan bintik-bintik. Jenis Epinephellus suillis berbintik cokelat dengan 5 pita vertical berwarna gelap. Jenis kerapu ini dulunya dikenal sebagai  E. tauvina, E. malabaricus mempunyai  bentuk yang hampir sama dengan E. suillus, tetapi bintiknya lebih kecil dan berwarna hitam. Kerapu E. suillus banyak terdapat di teluk Banten, segara Anakan, Kep. Seribu, lampung, dan kawasan daerah muara sungai.di daerah tersebut umumnya terdapat banyak lumpur sehingga ikan ini disebut kerapu Lumpur. Ikan ini sudah banyak di budidayakan karena pertumbuhannya paling cepat dibanding kerapu lain serta benihnya tersedia paling banyak.
            Benih yang berukuran kecil mudah ditangkap dengan alat sodo/sudu, dan bubu. Sedangkan yang berukuran besar ditangkap dengan pancing, bagan, sero dan bubu.  Di Indonesia ikan ini berhasil dipijahkan di dalam bak yang terkontrol, tetapi pemeliharaan larvanya masih merupakan masalah yang belum terpecahkan. Ukuran konsumsi kerapu lumpur 400-1200g dengan kisaran harga Rp. 10.000-Rp15.000.  

Bahan dan Metode
t  Induk Jantan sebanyak 4 ekor, berukuran berat 9,5-11kg/ ekor, panjang 83-86cm.
t  Induk betina sebanyak 6 ekor, berukuran berat 6-8kg/ekor, panjang 72-80 cm.
t  Pakan induk berupa ikan segar dari jenis selar, japuh dan tanjan yang kandungan proteinnya tinggi dan kandungan lemaknya rendah.
t  Kurungan apung untuk pemeliharaan induk berukuran 3 x 3 x 3 m. Bak pemijahan kapasitas 100 ton

Metoda
Untuk merangsang terjadinya perkawinan antara induk jantan daqn betina matang kelamin digunakan metode manipulasi lingkungan terkontrol.
 Langkah kerja :
 1. Seleksi induk di rakit pemeliharaan untuk mendapatkan induk jantan dan betina yang sudah matang kelamin.
 2. Induk dipindahkan ke bak pemijahan yang sudah di isi air laut bersih setinggi 1,5m dan salinitas ±32 ppt.
 3. Dilakukan manipulasi lingkungan dengan cara menaikkan dan menurunkan permukaan/tinggi  air setiap hari.permukaan air diturunkan sampai kedalaman 30 cm dari dasar bak mulai jam 9.00 sampai 14.00. Setelah jam  permukaan air di kembalikan ke posisi semula (tinggi air 1,5 m).
 4. Pengamatan pemijahan ikan di lakukan setiap hari setelah senja sampai malam hari.
 5. Bila diketahui ikan telah terjadi pemijahan, telur segera di panen dan di pindahkan ke bak penetasan.        

Tingkah Laku dan Kebiasaan Makan
Menurut Akbar (2000), bahwa ikan kerapu tergolong buas (carnivora) yang rakus, sifat kanibalnya akan muncul apabila kekurangan pakan, hidupnya menyendiri dan banyak ditemui pada daerah terumbu karang. Pengamatan menunjukan bahwa kerapu mempunyai kebiasaan makan pada pagi hari sebelum matahari terbit dan sore hari menjelang terbenam (Tampubolon dalam Ditjenkan, 1999).
Di alam kerapu mencari makan sambil berenang diantara batu karang, lubang atau celah-celah karang yang merupakan tempat persembunyiannya dan hanya kepalanya saja yang kelihatan, dari tempat itulah kerapu menunggu mangsanya, bila mangsa tampak dari jauh kerapu melesat dengan cepat untuk menangkap dan menelan mangsanya kemudian segera kembali ke tempat persembunyiannya. Kerapu yang dipelihara di dalam Karamba Jaring Apung (KJA) atau dalam bak terkontrol mempunyai kebiasaan menyergap pakan yang diberikan satu persatu sebelum pakan itu sampai ke dasar. Kerapu yang dalam keadaan lapar terlihat siaga dan selalu menghadap ke permukaan dengan mata bergerak-gerak mengintai dan siap untuk memangsa pakan.
Jenis pakan yang disukai adalah udang krosok, belanak, jenaha, cumi-cumi yang berukuran 10-25% dari ukuran tubuhnya (Akbar, 2000). Perbandingan jumlah pakan dengan berat ikan akan menurun sesuai dengan pertumbuhan berat tubuhnya.
                               
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol. III No. 4 Tahub 1997
Koran pak Oles Edisi 72, minggu Ke-1Januari 2005. 
Sunyoto, P. 1994, Pembesaran kerapu dengan keramba jaring apung, Penebar Swadaya, Jakarta. 

Purwono dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Kerapu Lumpur Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

Perbutan Syirik

"Cincin Kawin yang Berbuah Petaka"

Kamis, 25 Desember 2014

Parameter Biologi Air ( DIATOM)



PENGENDALIAN KUALITAS AIR SECARA BIOLOGI
(Diatom)

DISUSUN OLEH:
NUR SYARI’AH HIDAYANTI AKIL
SHALSA UTAMI HARDIYANTI
IRMAYANTI SAFITRI
SYAMSURIADI
YUDHA PRATAMA
MBJ MUBARAK MUCHTAR
A.IRFAN S
PROGRAM KEAHLIAN : TEKNOLOGI BUDIDAYA PERIKANAN

SEKOLAH USAHA PERIKANAN MENENGAH
SUPM NEGERI BONE
2014



Kata pengantar
                   Puji syukur atas khadirat Tuhan yang maha esa, karena berkat karunianya penyusun dapat menylesaikan makalahnya demi memenuahi tugas “ Pengelolaah Kualitas Air secara Biologi”
                        Pengelolaan kualitas air sangat dibutuhkan dalam kegiatan budidaya perikanan, karena dengan pengelolaan kualitas air yang baik organism perikanan dapat berkembang dengan baik.
                        Makalah ini dibuat dengan tujuan agar kita dapat mengetaui lebih lanjut mengenai pengelolaan kualitas air secara biologi termasuk “Diatom”.
                        Demikian makalah ini penyusun buat dengan kemampuan sendiri dan bantuan dari buku dan google, dan penyusun meminta maaf jika terjadi kesalahan dalam pembuatan makalah ini.
Assalamu Alaikum Wr.Wb



Daftar isi
SAMPUL                                                                    1
KATA PENGANTAR                                                     2
DAFTAR ISI                                                                3
PENDAHULUAN                                                          4
PEMBAHASAN                                                          
1.  Pengertian Diatom                                                   5
2.  Klasifikasi Diatom                                                   6
3.  Metode Pengambilan Sampel Diatom                          7
4.  Perkembangbiakan Diatom                                      7
5.  Ciri-Ciri Diatom                                                    8
6.  Jenis-Jenis Diatom                                                12

DAFTAR PUSTAKA                                                   24




PENDAHULUAN
Diatom merupakan organisme berseltunggal dan banyak diantara jenis–jenisdiatom membentuk rangkaian berupakoloni. Diatom juga disebut sebagaiganggang kersik, dimana dinding selnyamengandung silikat (SiO2). Beberapadiatom seperti Chaetocerossp., Nitzschiasp., Naviculasp., Skeletonemasp., danAmphorasp. merupakan genera diatomyang potensialdikembangkan dandiperlukan sebagai pakan alami untukbudidaya baik larva udang maupunkekerangan.

Diatom (tumbuhan air) pada air yang terhirup ketika korban tenggelam masuk melalui alveoli dan pembuluh darah tersebar keseluruh tubuh. Adanya diatom pada jenasah yang diduga mati tenggelam menunjukkan bahwa korban masih sempat bernafas saat masih didalam air. Sampai saat ini pemeriksaan diatom pada kasus tenggelam masih jarang digunakan meskipun pemeriksaan tersebut berguna untuk diagnose kematian pada kasus tenggelam.

PEMBAHASAN
A.   PENGERTIAN
Diatom adalah produsen biologis, yang berarti mereka menghasilkan energi dalam bentuk gula dari sinar matahari. Diatom ada sebagai sel tunggal, meskipun beberapa dari mereka berkerumun bersama dalam koloni yang menciptakan beberapa bentuk benar-benar cantik. Anda dapat menemukan diatom dalam koloni yang berbentuk seperti filamen atau pita, dalam bentuk zigzag, dalam bentuk kipas, atau bahkan dalam bentuk bintang. Setiap sel individu tercakup dalam frustule mengeras terbuat dari silika.
Ada lebih dari 100.000 spesies diatom yang kita ketahui di bumi, dan spesies ini dapat ditemukan di mana pun ada di air, dari lautan, ke Danau, bahkan tanah lembab dan genangan air di halaman belakang Anda.
Kebanyakan diatom berukuran mikroskopis, sehingga kita tidak dapat melihat mereka dengan mata telanjang. Meskipun, ada beberapa spesies yang mencapai panjang hingga dua milimeter, tetapi ini jarang terjadi. Untuk sebagian besar, Anda tidak tahu bahwa ada diatom, meskipun mereka sangat penting di dunia. Sebuah studi baru-baru ini memperkirakan bahwa 45% dari produksi primer di lautan ini dilakukan oleh diatom.
Diatom termasuk dalam algae klas Bacillariophyceae dengan penyusun utama dinding sel dari silica. Disebut diatom karena selnya terdiri dari dua valve (dua atom), dimana yang satu menutupi yang lainnya seperti layaknya kaleng pastiles (Basmi, 1999). Diatom umumnya uniseluler (soliter), namun pada beberapa spesies ada yang hidup berkoloni dan saling bergandengan satu sama lainnya. Diatom dibagi menjadi dua ordo berdasarkan bentuknya, yaitu Centrales  dan Pennales. Ordo Centrales bila dilihat dari atas atau bawah berbentuk radial simetris dan lingkaran, sedangkan Ordo Pennales valvanya berbentuk memanjang. Karena dinding sel diatom terbentuk dari silikat, apabila matidinding sel tersebut masih utuh dan mengendap di dasar perairan sebagai sedimen.
Diatom sangat berguna dalam studi lingkungan karena distribusi spesiesnya dipengaruhi oleh kualitas air (Taylor et al. 2007) dan kandungan nutrien serta keberadaannya sangat melimpah di sedimen perairan seperti di laut, estuari, danau, kolam, maupun sungai, demikian juga dengan fosil diatom yang dapat digunakan sebagai indikator kesuburan suatu perairan (Dixit et al. In Kelly, 1997). Penggunaan diatom sebagai indikator kualitas perairan lebih baik dibandingkan dengan indeks saprobitas karena diatom lebih sensitif terutama yang berkaitan dengan parameter konduktivitas, dan kandungan organic (Almeida, 2001).
Berdasarkan tempat hidupnya, diatom dibagi dua, yaitu : planktic diatom dan benthic diatom. Planktic diatom hidup di kolom air dan sangat dipengaruhi oleh arus air, sedangkan benthic diatom hidup menempel pada substrat tertentu. Dinding sel benthic diatom lebih tebal (berat) dibanding planktic diatom (Basmi, 199). Sebagian besar planktic diatom didominasi oleh ordo Centrales, sedangkan ordo Pennales mendominasi benthic algae. Berdasarkan substrat yang ditempeli, benthic diatom dibagi menjadi :
1.      Epiphytic, yaitu benthic diatom yang hidup menempel pada tanaman lain
2.      Epipsammic: yaitu benthic diatom yang hidup menempel pada pasir
3.      Epipelic: yaitu benthic diatom yang hidup menempel pada sedimen
4.      Endopelic: yaitu benthic diatom yang hidup menempel dalam sedimen
5.      Epilithic: yaitu benthic diatom yang hidup menempel pada permukaan batu
6.      Epizoic: yaitu benthic diatom yang hidup menempel pada hewan
B.   KLASIFIKASI DIATOM
Kerajaan          : Protista                                                                                                        
Divisi               : Heterokontophyta
Kelas               : Bacillariophyceae
Domain                        : Eukayota
Kingdom          : Chromalveolata
Filum               : Heterokontophyta
Diatom adalah tumbuhan cell tunggal yang tergolong dalam kelas Bacilariophyceae dari phylumBacilariophyta. Diatom bisa terdiri dari satu cell tunggal atau gabungan dari beberapa cell yangmembentuk rantai. Biasanya terapung bebas di dalam badan air dan juga kebanyakan dari merekamelekat (attach) pada substrat yang lebih keras. Pelekatan diatom biasanya karena tumbuhan inimempunyai semacam gelatin (Gelatinous extrusion) yang memberikan daya lekat pada benda atausubstrat. Kita juga kadang menemukan beberapa diatom yang walau sangat lambat tetapi punya dayauntuk bergerak. Diatom akan sangat tergantung pada pola arus laut dan pergerakan massa air baik itusecara horizontal maupun vertical. Cell diatom ini mempunyai ukuran kurang lebih 2 micron sampaibeberapa millimeter, namun kita juga kadang menemukan beberapa yang ukurannya sampai 200 micron.Sampai saat ini para ahli memperkirakan jumlah species dari diatom ini sekitar 50.000 spesies.Diatom kebanyakan tersebar pada seluruh perairan dunia, dari perairan air tawar hingga lautan dalam.Bahkan ada beberapa yang di temukan pada genangan air bekas gunung berapi. Diatom umumnya ditemukan pada laut, sungai, estuary, kolam, aliran air pada irigasi-irigasi, bahkan kolam-kolam kecilsekalipun.Yang menarik adalah diatom bahkan dapat di temukan pada sediment dari permukaan laut bahkan sungai, danaudan estuary. Bahkan di jadikan indicator dari pola pelapisan sediment yang terbentuk. Tidak jarang juga di jadikanindicator lingkungan pada indikasi pencemaran lingkungan (akan di bahas pada artikel lainnya).Dari sumbernya diatom dapat di kelompokkan kedalam Diatom asli parairan tersebut (Autochthonous) dan Diatomyang berasal dari luar perairan itu (Allochthonous).
Kelas Diatom (Bacillariophyceae)Diatom banyak ditemukan dipermukaan tanah basah misal, sawah. Tanah yang mengandung diatom berwarnakuning keemasan. Tubuh ada yang uniseluler dan koloni. Dinding sel tersusun atas dua belahan yaitu kotak(hipoteca) dan tutup (epiteca). Reproduksi secara aseksual yaitu dengan cara membelah diri.Contohnya: Navicula, Pannularia dan Cyclotella.Ciri-ciri kelas bacillariophyceae, yaitu:Unicellular atau kolonial dengan bentuk silicified dinding sel.Susunan tubuh: berbentuk sel tunggal, berbentuk koloni dengan membentuk tubuh simetri bilateral (pennales)dan simetri radial (centrales).Susunan sel:Terdapat dinding sel yang disebut frustula tersusun dari bagian dasar yang dinamakan hipoteka dan bagian tutup(epiteka) dan sabuk (singulum).
C.   METODE  PENGAMBILAN SAMPEL DIATOM
Ø  Lokasi Pengambilan Sampel
Sampel yang dijadikan obyek penelitian ini sebanyak 12 unit tambak dengan letak yang berbeda. Letak tambak yang berbeda ini didasarkan pada jarak dengan pintu masuk air (Gambar 2), dengan asumsi bahwa letak tambak yang berbeda tersebut mempengaruhi struktur diatom epipelic, kualitas air, dan kualitas sedimen.
Diatom Epipelic
Pengambilan sampel diatom epipelic dilakukan dengan metode ”lens tissue trapping technique”. Teknik pengambilan sampel ini mampu menangkap lebih dari 70% diatom epipelic yang ada di sedimen (Round, 1982). Sampel tanah dari permukaan sedimen dasar tambak diambil dengan menggunakan pipa pralon dengan diameter 4 inchi, kemudian dipindahkan ke dalam cawan petri dengan ketebalan 1-2cm. Di atas sampel tanah pada cawan petri diletakkan 3-4 kertas lensa (2x2 cm), lalu disimpan di tempat gelap selama satu malam. Keesokan harinya diletakkan pada tempat yang banyak terkena sinar matahari sampai siang hari. Kertas lensa diambil dan dipindahkan ke dalam botol sampel yang berisi 10 cc formalin 4%, kemudian dikocok, diamati jumlah sel diatom epipelic pada sedgwick rafter di bawah mikroskop binokuler (Hendrarto, 2007). Penghitungan kelimpahan diatom epipelic menggunakan prosedur penghitungan fitoplankton.
D.   PERKEMBANG BIAKAN DIATOM
Penggunaan diatom yang hidup di dasar perairan atau sedimen (benthic diatom) diduga  sangat tepat karena dapat mengatasi kelemahan-kelamahan yang ada pada organisme macrobenthic dan plankton. Benthic diatom yang hidup menempel pada sedimen, mempunyai beberapa kelebihan antara lain : jenis algae yang kelimpahannya paling banyak dan tersebar luas, berperan penting dalam rantai makanan, siklus hidup sederhana, beberapa spesies sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan sehingga dapat menggambarkan perubahan lingkungan dalam periode yang pendek dan jangka panjang, serta mudah pengambilan sampel dan identifikasinya .
Perkembangbiakan Diatom dapat dilakukan secara aseksual maupun seksual. Secara aseksual, Diatom akan membelah diri dengan cara melepaskan kotak dari tutupnya. Baik tutup maupun kotak tersebut akan membentuk kotak di bagian dalamnya. Dengan kata lain, baik tutup maupun kotak akan menjadi tutup.peradaan demikian akan berlangsung terus-menerus sampai ukurannya minimum.


        Diatom hidup di air, atau di lingkungan yang sangat lembab. Mereka juga tunduk pada perubahan pola cuaca, seperti semua makhluk hidup di bumi. Secara umum, diatom menunjukkan ledakan dan bust siklus hidup. Ketika kondisi memungkinkan, diatom berkembang biak dengan sangat, sangat cepat, sering keluar-bersaing dengan bentuk kehidupan lain di lingkungan. Ini adalah ledakan (juga dikenal sebagai mekar diatom) bagian dari siklus mereka. Ini bagian dari siklus cenderung terjadi ketika nutrisi dan sinar matahari berada dalam kelimpahan yang besar, seperti selama musim semi dan awal musim panas.
       Karena populasi diatom tumbuh, namun, sel-sel mulai menggunakan semua sumber daya. Setelah sumber daya telah hilang, diatom mulai tenggelam ke dasar air, dan membentuk jenis spora kuat yang dapat menahan kondisi yang tidak menguntungkan. Ini adalah periode siklus bust. Ketika kondisi menjadi lebih baik, siklus berlanjut lagi. Di habitat laut, diatom mengikuti booming tahunan dan siklus bust, berkembang biak selama musim semi dan musim panas, dan tenggelam ke dasar laut selama musim gugur dan musim dingin. Beberapa daerah mengalami booming diatom selama musim gugur jika hangat dan ada banyak nutrisi yang tersisa di air.
Jenis-jenis spesies yang membentuk komunitas diatom adalah unik untuk daerah tertentu. Dengan kata lain, spesies diatom yang tepat yang biasa berada di halaman belakang kolam dan sangat berbeda dengan yang berada di pantai, atau di sungai di taman setempat.
Diatom seperti semua ganggang memiliki inti, sitoplasma, vakuola dan chromatoplasts sebagai komponen sel. Dinding silikon berpori dengan desain yang berbeda di berbagai tempat untuk bagian gas dan nutrisi dalam sel. Diatom diklasifikasikan ke dalam kelompok menyirip dan sentris. Mereka yang dalam kelompok sentris yang bentuknya bundar dan diatom menyirip yang memanjang dalam bentuk.
Reproduksi diatom dapat terjadi baik oleh reproduksi seksual atau reproduksi aseksual. Semua diatom melewati fase seperti benih atau spora disebut spora istirahat. Bentuk utama dari reproduksi aseksual yang terjadi dengan pembelahan biner. Dalam reproduksi aseksual, DNA mengalami replikasi yang menyebabkan kromosom untuk membagi menjadi dua bagian identik. Hal ini menyebabkan pembentukan dua frustules atau teka. Setiap sel anak menerima satu dari frustules induk sel seperti organisme lain yang bereproduksi secara aseksual. Hal ini menyebabkan frustule kecil atau hypotheca untuk membentuk ke frustule besar atau epitheca. Sel induk tumbuh lebih besar untuk membagi sel anak dua dengan mendorong keluar dari katup. Setiap sel anak menghasilkan suatu dinding sel baru dan setiap sel anak menerima satu katup. The reproduksi aseksual dengan demikian, menyebabkan pengurangan ukuran satu sel anak dari ukuran rata-rata. Hal ini akhirnya mengarah pada ukuran sel yang hanya sepertiga ukuran maksimum mereka. 'Menyusut divisi Ini adalah modus unik reproduksi aseksual dalam diatom. Diatom perlu mengembalikan ukuran sel asli mereka populasi diatom dan karena itu mengalami reproduksi seksual.
Diatom adalah organisme non-motil dan karena sperma memiliki flagela. Sel-sel vegetatif diatom adalah sel diploid (2n) dan karena itu mereka mengalami meiosis. Sel-sel memproduksi gamet seksual, yang bergabung membentuk zigot. Pada laki-laki menghasilkan sperma dan perempuan menghasilkan telur. Sel-sel perempuan cenderung menekuk dan menciptakan sebuah lubang di dinding sel. Hal ini membantu sperma untuk masuk ke dalam sel perempuan. Sperma membuahi sel perempuan. Telur yang telah dibuahi akan terbungkus dalam amplop seperti struktur memproduksi cangkang sendiri dan inti. Segera, diatom akan tumbuh ke ukuran penuh. Orang tua sel dan diatom baru bentuk auxospores dan bertindak seolah-olah dalam tahap tidur yang disebut 'beristirahat spora'. Ini membantu sel untuk bertahan hidup jangka waktu yang lama dalam kondisi tidak menguntungkan. Setelah sel-sel mendapatkan kondisi yang menguntungkan untuk tumbuh, mereka terus dengan reproduksi seksual mereka
ë  Penentuan Habitat
            Arus dapat berfungsi sebagai metode bergerak organisme ke habitat baru. Arus Teluk, misalnya, memiliki kapasitas untuk memindahkan organisme dari Hindia Timur sampai pantai timur Amerika Serikat. Karena diatom juga dapat menjadi melekat pada kaki serangga dan burung, serta sisik ikan dan sisi kapal, mereka dapat melakukan perjalanan jauh dan luas untuk menghuni tempat-tempat baru.
            Salah satu organisme yang berperan dalam penyerapan karbondioksida adalah diatom.(Bacillariophyceae) merupakan kelas fitoplankton yang mendominasi di suatu perairan.Selama fotosintesis, diatom mengubah karbon dioksida menjadi karbon organik dan dalam prosesnya menghasilkan oksigen. Satu fitoplankton Bacillariophyceae berpotensi menyerap emisi CO2 di atmosfer sebesar 0,0256 mg CO2 per satu siklus fotosintesis sehingga dapat dikatakan mereka bertanggung jawab untuk 40 persen dari karbon organik yang dihasilkan di lautan dunia setiap tahun.
            Namun, yang jauh lebih penting adalah fakta bahwa tumbuhan mini bersel tunggal ini berperan dalam 25 persen fotosintesis yang berlangsung di planet kita.Telah Ditemukan bahwa silika pada cangkang kaca diatom menimbulkan perubahan kimia pada air dalam cangkang tersebut, sehingga terciptalah lingkungan yang ideal untuk fotosintesis. Cangkang kaca itu bisa begitu dekoratif karena sebagian besar permukaannya terkena air yang terdapat di dalam sel itu, sehingga proses fotosintesisnya lebih efisien. Para peneliti masih belum tahu bagaimana persisnya cangkang kaca yang indah nan mungil ini terbentuk dari silikon yang larut dalam air laut, tetapi fakta yang mereka ketahui adalah bahwa dengan menyerap karbon dioksida dan melepaskan oksigen, diatom memainkan peranan yang sangat penting dalam menunjang kehidupan di bumi, mungkin bahkan lebih penting daripada kebanyakan tumbuhan darat.
            Sewaktu diatom mati, sisa-sisa karbonnya tenggelam ke dasar lautan dan akhirnya menjadi fosil.Beberapa ilmuwan percaya bahwa dalam bentuk fosil dan di bawah tekanan yang sangat kuat, diatom turut menghasilkan cadangan minyak
dunia.Akan tetapi, keadaannya makin memprihatinkan karena meningkatnya temperatur air laut akibat pemanasan global menyebabkan bakteri memakan sisa-sisa diatom sebelum tenggelam, dan karbonnya dilepaskan kembali ke permukaan air. Jadi, ”permata di dalam laut” yang mungil itu pun, yang adalah bagian dari sistem penunjang kehidupan yang dirancang secara menakjubkan, kini bisa terancam punah
E.    CIRI-CIRI DIATOM
Diatom (dari bahasa Yunani dia yang berarti ' through ' dan tomos yang berarti ' cutting ') adalah suatu kelompok besar dari alga plankton yang termasuk paling sering ditemui. Kebanyakan diatom adalah bersel tunggal, walaupun beberapa membentuk rantai atau koloni. Sel diatom dilapisi dinding sel unik yang terbuat dari silika. Diatom memiliki klorofil dan mampu berfotosintesis. Secara biologi Sebuah diatom. Wisuda bernomor adalah 11 mikrometer terpisah

Diatom milik kelompok besar yang disebut heterokonts, termasuk autotrof (misalnya emas ganggang, rumput laut) dan heterotrof (misalnya air cetakan). Kekuningan-coklat mereka kloroplas adalah khas dari heterokonts, dengan empat membran dan berisi pigmen seperti fucoxanthin karotenoid. Individu biasanya kekurangan flagela, tetapi mereka hadir dalam gamet dan memiliki struktur heterokont biasa, kecuali mereka tidak memiliki rambut (mastigonemes) karakteristik dalam kelompok lain. Kebanyakan diatom adalah non-motil, meskipun beberapa berpindah melalui dera. Sebagai dinding sel mereka relatif padat menyebabkan mereka untuk siap tenggelam, bentuk planktonik di perairan terbuka biasanya bergantung pada pencampuran turbulen lapisan atas oleh angin untuk menjaga mereka dihentikan di perairan permukaan yang diterangi matahari. Beberapa spesies aktif mengatur daya apung mereka dengan lipid intraselular untuk tenggelam kontra. Sebuah fitur diatom adalah siklus urea, yang menghubungkan mereka evolusi dengan hewan. [8]
Sel diatom yang terkandung dalam dinding sel yang unik silikat (asam silikat) yang terdiri dari dua katup yang terpisah (atau kerang). Silika biogenik bahwa dinding sel terdiri dari yang disintesis secara intraseluler oleh polimerisasi monomer asam silikat. Bahan ini kemudian diekstrusi dengan eksterior sel dan ditambahkan ke dinding. Dinding sel diatom juga disebut frustules atau tes, dan dua katup biasanya tumpang tindih satu atas yang lain seperti dua bagian dari sebuah cawan petri. Pada sebagian besar spesies, ketika diatom membelah menghasilkan dua sel anak, setiap sel menyimpan salah satu dari dua bagian dan tumbuh setengah lebih kecil di dalamnya. Akibatnya, setelah setiap siklus pembelahan ukuran rata-rata sel diatom dalam populasi semakin kecil. Setelah sel-sel tersebut mencapai ukuran minimum tertentu, bukan hanya membagi vegetatif, mereka membalikkan penurunan ini dengan membentuk sebuah auxospore.
            Ciri-ciri kelas bacillariophyceae, yaitu :
1.      Unisellular atau kolonial dengan dengan dinding sel tersusun oleh silikat
2.      Susunan tubuh : berbentuk sel tunggal, berbentuk koloni dengan membentuk tubuh simetri bilateral (pennales) dan simetri radial (centrales).
3.      Susunan sel : Terdapat dinding sel yang disebut frustula tersusun dari bagian dasar yang dinamakan hipoteka dan bagian tutup (epiteka) dan sabuk (singulum). Frustula ini tersusun oleh zat pectin yang dilapisi silicon.Epiteka dan hipoteka tersusun oleh valve atas dan valve bawah. • Valve tersusun dari: rafe, stria, nodulus pusat dan nodulus kutub. Pennales, pina berarti sirip, strianya tersusun menyirip, banyak ditemukan diair tawar. Centrales, strianya tersusun memusat, banyak ditemukan di air laut.
4.      Alat gerak : flagel yang terdapat pada sperma
5.      Isi sel : berinti tunggal dan berinti diploid, pigmen klorofil a dan c, beta karotin serta xantofil (fukosantin)
6.      Habitat : umumnya dalam semua situasi air, tetapi terutama dalam air dingin.
7.      Cadangan makanan : chrysolaminarin (dimodifikasi laminarin) dan minyak
            Menurut morfologinya, diatom  dibedakan  atas  2  ordo  yaitu  ordo  Centrales (centric diatom) dan  ordo Pennales  (pennate diatom). Kedua  ordo  ini  dibedakan  dari  bentuk  frustulanya. Ordo  Centrales  memiliki  frustula  yang  berbentuk radial  simetri,  segi  tiga  dan  ada  yang  bermodifikasi menjadi hentuk  segi  empat.  Sedangkan ordo Pennalesmemiliki  frustula yang  berhentuk  radial  simetri.  Ordo Centrales biasanya  hidup  planktonik (berasosiasi  di kolom  air), sedangkan  ordo  Pennales  kebanyakan hidupnya  sebagai  bentik  dan  dapat  ditemukan  pada zona  pantai  yang  bersubstrat kasar sampai  dengan substrat  halus  atau  lumpur  yang juga  disebut  sebagai diatom  bentik  (Sumich,  1999).  Spesies-spesies diatom  Centrales  yang  hidup  planktonik  adalah Chaetoceros,  Cosconocliscus,  Rlzizosolenin, Skeletonenza, Planktoniella, dan Melosira. Sedangkan spesies-spesies  dari  ordo Pennales yang  hidup sebagai organisme  bentik  adalah  Navicula,  Niizsclia, Amphora,  Diploneis  dan Cocconeis .
Diatom dapat ditemukan di air tawar dan lingkungan laut.Secara umum, diatom mendiami tubuh sebagian besar air di semua bagian dunia (jika disediakan dengan jumlah nutrisi yang cukup).Di habitat air tawar, diatom makmur sepanjang tahun, terutama di musim semi dan musim gugur. Tidak hanya ada di sungai diatom, danau dan badan air lainnya segar, tetapi mereka dapat ditemukan di bebatuan, tanaman, dan lumpur yang hadir di dalam atau di perbatasan air. Dalam lingkungan laut, diatom memiliki kapasitas untuk ada dalam saluran pencernaan hewan, pada cangkang mereka, pada alga, dan bahkan pada bongkahan es.
            Hampir semua diatom yang hidup membutuhkan sinar matahari untuk bertahan hidup dan berfotosintesis, membatasi mereka untuk meter teratas 200 dari kolom air. Ini wilayah yang diterangi matahari pada kolom air ini disebut sebagai zona fotik.Air di bawah zona fotik adalah dunia kegelapan.Karena seluruh permukaan laut terkena sinar matahari setidaknya sebagian tahun, diatom hidup di mana-mana di permukaan laut.
F.    JENIS-JENIS/ MACAM-MACAM DIATOM
a.      Spirulina sp.
Spirulina adalah ganggang renik (mikroalga) berwarna hijau kebiruan yang hidupnya tersebar luas dalam semuaekosistem, mencakup ekosistem daratan dan ekosistem perairan baik itu air tawar, air payau, maupun air laut.Klasifikasi Spirulina menurut Bold & Wyne (1978) dalam Pamungkas (2005) adalah sebagai berikut :

Divisi
:
Cyanophyta
Kelas
:
Cyanophyceae
Kingdom
:
Protista
Genus
:
Spirulina
Spesies
:
Spirulina sp
Ordo
:
Nostocales
family
:
Oscilatoriaceae
Spirulina merupakan mikroorganisme autrotrof berwarna hijau-kebiruan dengan sel berkolom membentuk filamenterpilin menyerupai spiral (helix), sehingga disebut alga biru-hijau berfilamen (cyanobacterium) (Richmond 1988 dalam Pamungkas, 2005). Bentuk tubuhSpirulina sp yang menyerupai benang merupakan rangkaian sel yangberbentuk silindris dengan dinding sel yang tipis, berdiameter 1-12 mikrometer. Filamen Spirulina sp hidup berdirisendiri dan dapaT bergerak bebas (Richmond, 1988 dalam Pamungkas, 2005).Spirulina, ganggang biru hijau ini ditemukan pada air payau yang bersifat alkalis. Salah satu spesies Spirulina telah lama dikonsumsi sebagai bahan pangan di daerah Afrika.
1.      Chlorella sp.
Sistematika dan MorfologiChlorella merupakan alga hikau yang di klasifikasikan sebagai berikut
Phylum
:
Chlorophyta
Kelas
:
Chlorophhyceae
Ordo
:
Chlorococcales
Familia
:
Chlorellaceae
Genus
:
Chlorella ( Bougis, 1979 )

Bentuk sel chlorella bulat atau bulat telur, merupakan alga yang bersel tunggal tetapi kadang-kadang bergerombol.Diameter sel berkisar antara 2- 8 mikron, berwarna hijau karena klorofil merupakan pigmen yang dominan, dindingselnya keras terdiri atas selulosa dan pektin. Sel ini mempunyai pitoplasma berbentuk cawan. Chlorella dapatbergerak tetapi sangat lambat sehingga pada pengamatan seakan-akan tidak bergerak.
2.      Pinnularia sp.
Divisi
:
Bacillariophyta
Kelas
:
Bacillariophyceae
Bangsa
:
Pennales
Suku
:
Naviculaceae
Marga
:
Pinnularia
Jenis   
:
Pinnularia latevittata    
Ordo
:
Naviculales
family
:
Pinnulariaceae

1.      Berbentuk bujur
2.      Bagian tengah meluas
3.      Ujung badan melengkung
            Frustules Pinnularia mungkin besar, diatas 300 m panjangnya. Striae adalah alveolate. secara internal, striae diposisikan di dalam ruang. Pembukaan ruang jelas seperti bentuk membujur yang menyeberang striae . Raphe Sistem adalah kompleks atau lurus/langsung. Secara eksternal, proximal raphe akhir diperluas dan dibengkokkan sedikit kesisi yang sama [itu]. Distal raphe Akhir dibelokkan dan boleh membentuk suatu beda, membengkok tekukan ( suatu tanda tanya membentuk). Area yang pusat mungkin (adalah) diperluas untuk satu atau kedua sisi. Sel hidup berisi dua plastids.
 Pinnularia adalah berhubungan erat dengan Caloneis dan beberapa pengarang menyarankan mereka harus diperlakukan sebagai jenis yang sama. Pinnularia berisi sejumlah besar jenis dan adalah sering berlimpah-limpah konduktans rendah, perairan [yang] sedikit asam.

4.      Noticula miliaris sp.


Divisi
:
Pyrrophycophyta
Kelas
:
Dinophyceae
Bangsa
:
Noctilucales
Suku
:
Noctilucaceae
Marga
:
Noctiluca
Jenis
:
Noctiluca miliaris

5.      Tetraselmis sp.
Tetraselmis chuii merupakan jenis mikroalga yang memiliki warna tubuh kehijauan atau dikenal dengan flagelata berklorofil. Tetraselmis adalah jenis alga bersel tunggal yang mempunyai empat buah flagella berwarna hijau (green flagella). Dengan flagella tersebut maka tetraselmis dapat bergerak lincah dan cepat seperti hewan bersel tunggal. Klasifikasi tetraselmis (Bougis,1979) sebagai berkut :
Kingdom
Plantae
Filum
Chlorophyta
Kelas
Prasinophyceae
Ordo
Pyramimonadales
Genus
Tetraselmis
Speises
 Tetraselmis chuii

            Ukuran sel tetraselmis berkisar antara 7-12 mikron. Bentuk tubuhnya oval elips. Klorofil merupakan pigmen dominan pada alga ini, sehingga nampak berwarna hijau akibat dipenuhi kloroplast. Pigmen klorofil Tetraselmichuii terdiri dari dua macam yaitut karotin dan xantofil. Dinding sel alga ini terbentuk dari selulosa dan pektosa.  Tetraselmis mempunyai tingkat toleransi terhadap rentang salinitas yang cukup besar yaitu 15-36 ppt, sedangkan kisaran suhunya antara 15-360C.
Alga ini berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan sel dan seksual dengan penyatuan kloroplast dari gamet jantan dan gamet betina. Pada reproduksi secara aseksual protoplasma sel membelah menjadi 2,4, dan 8 sel dalam bentuk zoospora. Zoospora ini masing-masing akan dilengkapi dengan 4 buah flagella yang mana akan terlepas dalam bentuk zygospora. Pada reproduksi secara seksual gamet jantan dan betina identik sehingga disebut isogami. Bersatunya kloroplast diikuti dengan menurunkan zygot baru yang akan berkembang menjadi zygot sempurna. Peranan tetraselmis sebagi salah satu alga laut yakni dimanfaatkan sebagai pakan ikan, udang dan kerang-kerangan dan alternative biodiesel.
6.      Artemia sp.
Secara taksonomis (Anonim, 2006), klasifikasi sistematika Artemia adalah sebagai berikut:
Phyllum
: Arthropoda
Class
: Crustacea
Subclass
: Branchiopoda
Order
: Anostraca
Family
: Artemiidae
Genus
: Artemia, Leach 1819


Artemia (populasi yang terdiri dari jantan dan betina) ada 6 jenis sibling yang diketahui sejauh ini, yakni:
ë  Artemia salina : Lymington England
ë  Artemia tunisiana         : Eropa
ë  Artemia fransiscana     : Amerika (Utara, Tengah dan Selatan)
ë  Artemia urmiana          : Iran
ë  Artemia monica           : Mono-Lake, CA-USA

7.      Bacillariophyta (Diatom)
Contoh spesies diatom yang memiliki bentuk beragam, seperti (a) cakram, (b) bintang, dan (c) roda.
Phylum ini memiliki anggota yang paling banyak, yaitu sekitar 10.000 spesies. Diatom termasuk alga uniselular dan merupakan penyusun fitoplankton, baik di perairan tawar maupun di lautan. Bentuk Diatom sangat khas (Gambar 3.21) dengan dinding tubuhnya yang terdiri atas kotak (hipoteka) dan tutup (epiteka). Antara kotak dan tutup tersebut terdapat celah yang disebut rafe. Dinding selnya mengandung pektin dan silikat. Apabila mati, cangkangnya akan bertumpuk membentuk tanah diatom. Tanah ini bernilai ekonomis tinggi karena dapat digunakan sebagai bahan penggosok, penyuling gasolin, bahan pembuatan jalan, sampai bahan dinamit. Diatom sering tampak bergerak maju mundur dan berputar.
8.      Chrysophyta (Alga Keemasan)
Contoh keragaman bentuk alga tumbuh di atas tanah merah, (a) Vaucheria (b) Synura, dan (c) Mischococcus
Phylum ini memiliki jumlah sekitar 850 spesies. Chrysophyta disebut juga alga keemasan. Sesuai dengan namanya, alga ini memiliki warna kuning keemasan. Pigmen yang dominan pada alga ini adalah pigmen karoten. Selain pigmen tersebut, Chrysophyta memiliki pigmen lain di dalam tubuhnya, yaitu klorofil dan fukosantin. Habitat dari alga ini adalah di perairan tawar dan laut. Spesies ini ada yang uniselular dan ada pula yang multiselular.
Perkembangbiakan Chrysophyta yang uniselular dan multiselular terjadi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual pada Chrysophyta multiseluler dilakukan dengan spora dan pada Chrysophyta uniseluler dilakukan dengan pembelahan biner dan pembentukan spora. Reproduksi seksual dilakukan dengan peleburan gamet. Makanan cadangan alga ini berupa laminarin. Alga keemasan yang uniseluler merupakan komponen fitoplankton. Contoh anggota Chrysophyta adalah Vaucheria, Synura, dan Mischococcus.
9.      Ulva sp.
Ulvva sering disebut selada laut karena morfologinya yang mirip selada. Ulva hidup di lautan dan sebagian hidup di air payau. Ulva pun dapat hidup di perairan yang terkena polusi bahan organik, misalnya perairan yang terpolusi oleh tinja. Ulva menempel pada dasar perairan. Tubuh talusnya berbentuk lembaran tipis melebar dan lebarnya dapat mencapai satu meter. Talus Ulva terdapat dua macam, yaitu talus haploid dan talus diploid. Secara morfologi, kedua macam talus ini berbentuk sama sehingga bersifat isomorfisme.
Contoh-contoh Chlorophyta, yaitu (a) Chlorella, (b) Spirogyra, dan (c) Ulva.
Perkembangbiakan Ulva dapat dilakukan secara aseksual maupun seksual. Perkembangbiakan secara aseksual, dengan membentuk zoospora yang memiliki flagela empat buah. Adapun secara seksual, telur ulva yang haploid akan menghasilkan gamet jantan dan gamet betina, berflagela dua yang berbentuk sama (isogamet). Gamet jantan tersebut akan membuahi gamet betina yang nantinya akan terbentuk zigot.
Perkembangbiakan secara aseksual pada Ulva lactuca.
10.  Euglenophyta (Euglenoid)
Phylum Euglenophyta memiliki anggota sekitar 800 spesies. Salah satu anggota phylum Euglenophyta adalah Euglena viridis. Beberapa spesies Euglenophyta memiliki kloroplas dan dapat melakukan fotosintesis seperti halnya tumbuhan, beberapa spesies tidak memiliki kloroplas dan hidup secara heterotrof. Euglenophyta yang dapat berfotosintesis mengandung klorofil a, b, karoten, dan terkadang pigmen antofil. Makanan cadangan hasil fotosintesis disimpan dalam bentuk polisakarida yang disebut paramilon.
Euglenophyta umumnya hidup di air tawar, seperti kolam atau danau dan memiliki flagel yang berfungsi sebagai alat gerak di air. Bintik mata berfungsi sebagai penerima cahaya dan memungkinkan Euglena bergerak menuju intensitas cahaya lebih tinggi sehingga meningkatkan fotosintesis. Euglena tidak memiliki dinding sel, namun memiliki pembungkus tubuh yang kuat dan lentur terbuat dari protein di atas membran plasmanya, disebut pelikel. Vakuola kontraktil berfungsi sebagai pompa yang mengeluarkan kelebihan air pada tubuh.
(a) Struktur tubuh Euglena. (b) Euglena viridis merupakan anggota Euglenophyta. 2) Dinoflagellata




DAFTAR PUSTAKA
ü  Hendrarto, B.1994. Struktur Komunitas Diatom Dasar di Ekosistem Hutan Mangrove Tropika, North Queensland, Australia. Majalah Ilmiah Perikanan, II (1).
ü  Effendi, H. 2003 . Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. 258 halaman.
ü  http/:google.search.Pengertian dan Ciri-ciri Diatom - Artikel Biologi.htm
ü  (http://kharisma88.blogspot.com/2009/02/pakan-alami.html)