PENGENDALIAN
KUALITAS AIR SECARA BIOLOGI
(Diatom)
DISUSUN
OLEH:
NUR SYARI’AH HIDAYANTI AKIL
SHALSA UTAMI HARDIYANTI
IRMAYANTI SAFITRI
SYAMSURIADI
YUDHA
PRATAMA
MBJ
MUBARAK MUCHTAR
A.IRFAN
S
PROGRAM KEAHLIAN : TEKNOLOGI BUDIDAYA
PERIKANAN
SEKOLAH
USAHA PERIKANAN MENENGAH
SUPM NEGERI
BONE
2014
Kata pengantar
Puji syukur atas khadirat Tuhan yang
maha esa, karena berkat karunianya penyusun dapat menylesaikan makalahnya demi
memenuahi tugas “ Pengelolaah Kualitas Air secara Biologi”
Pengelolaan
kualitas air sangat dibutuhkan dalam kegiatan budidaya perikanan, karena dengan
pengelolaan kualitas air yang baik organism perikanan dapat berkembang dengan
baik.
Makalah ini dibuat dengan tujuan agar
kita dapat mengetaui lebih lanjut mengenai pengelolaan kualitas air secara
biologi termasuk “Diatom”.
Demikian
makalah ini penyusun buat dengan kemampuan sendiri dan bantuan dari buku dan
google, dan penyusun meminta maaf jika terjadi kesalahan dalam pembuatan
makalah ini.
Assalamu Alaikum Wr.Wb
Daftar isi
SAMPUL 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
PENDAHULUAN 4
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Diatom 5
2.
Klasifikasi Diatom 6
3.
Metode Pengambilan Sampel Diatom 7
4.
Perkembangbiakan Diatom 7
5.
Ciri-Ciri Diatom 8
6.
Jenis-Jenis Diatom 12
DAFTAR PUSTAKA 24
PENDAHULUAN
Diatom merupakan
organisme berseltunggal dan banyak diantara jenis–jenisdiatom membentuk
rangkaian berupakoloni. Diatom juga disebut sebagaiganggang kersik, dimana
dinding selnyamengandung silikat (SiO2). Beberapadiatom seperti Chaetocerossp.,
Nitzschiasp., Naviculasp., Skeletonemasp., danAmphorasp.
merupakan genera diatomyang potensialdikembangkan dandiperlukan sebagai pakan
alami untukbudidaya baik larva udang maupunkekerangan.
Diatom (tumbuhan air)
pada air yang terhirup ketika korban tenggelam masuk melalui alveoli dan
pembuluh darah tersebar keseluruh tubuh. Adanya diatom pada jenasah yang diduga
mati tenggelam menunjukkan bahwa korban masih sempat bernafas saat masih
didalam air. Sampai saat ini pemeriksaan diatom pada kasus tenggelam masih
jarang digunakan meskipun pemeriksaan tersebut berguna untuk diagnose kematian
pada kasus tenggelam.
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Diatom adalah produsen biologis, yang berarti mereka menghasilkan
energi dalam bentuk gula dari sinar matahari. Diatom ada sebagai sel tunggal,
meskipun beberapa dari mereka berkerumun bersama dalam koloni yang menciptakan
beberapa bentuk benar-benar cantik. Anda dapat menemukan diatom dalam koloni
yang berbentuk seperti filamen atau pita, dalam bentuk zigzag, dalam bentuk
kipas, atau bahkan dalam bentuk bintang. Setiap sel individu tercakup dalam
frustule mengeras terbuat dari silika.
Ada lebih dari 100.000 spesies diatom yang kita ketahui di bumi,
dan spesies ini dapat ditemukan di mana pun ada di air, dari lautan, ke Danau,
bahkan tanah lembab dan genangan air di halaman belakang Anda.
Kebanyakan diatom berukuran mikroskopis, sehingga kita tidak dapat
melihat mereka dengan mata telanjang. Meskipun, ada beberapa spesies yang
mencapai panjang hingga dua milimeter, tetapi ini jarang terjadi. Untuk
sebagian besar, Anda tidak tahu bahwa ada diatom, meskipun mereka sangat
penting di dunia. Sebuah studi baru-baru ini memperkirakan bahwa 45% dari produksi
primer di lautan ini dilakukan oleh diatom.
Diatom termasuk dalam algae klas Bacillariophyceae dengan penyusun
utama dinding sel dari silica. Disebut diatom karena selnya terdiri dari dua
valve (dua atom), dimana yang satu menutupi yang lainnya seperti layaknya
kaleng pastiles (Basmi, 1999). Diatom umumnya uniseluler (soliter), namun pada
beberapa spesies ada yang hidup berkoloni dan saling bergandengan satu sama
lainnya. Diatom dibagi menjadi dua ordo berdasarkan bentuknya, yaitu Centrales dan Pennales. Ordo Centrales bila
dilihat dari atas atau bawah berbentuk radial simetris dan lingkaran, sedangkan
Ordo Pennales valvanya berbentuk memanjang. Karena dinding sel diatom
terbentuk dari silikat, apabila matidinding sel tersebut masih utuh dan
mengendap di dasar perairan sebagai sedimen.
Diatom sangat berguna dalam studi lingkungan karena distribusi
spesiesnya dipengaruhi oleh kualitas air (Taylor et al. 2007) dan
kandungan nutrien serta keberadaannya sangat melimpah di sedimen perairan
seperti di laut, estuari, danau, kolam, maupun sungai, demikian juga dengan
fosil diatom yang dapat digunakan sebagai indikator kesuburan suatu perairan
(Dixit et al. In Kelly, 1997). Penggunaan diatom sebagai
indikator kualitas perairan lebih baik dibandingkan dengan indeks saprobitas
karena diatom lebih sensitif terutama yang berkaitan dengan parameter
konduktivitas, dan kandungan organic (Almeida, 2001).
Berdasarkan tempat
hidupnya, diatom dibagi dua, yaitu : planktic diatom dan benthic
diatom. Planktic diatom hidup di kolom air dan sangat dipengaruhi
oleh arus air, sedangkan benthic diatom hidup menempel pada substrat
tertentu. Dinding sel benthic diatom lebih tebal (berat) dibanding planktic
diatom (Basmi, 199). Sebagian besar planktic diatom didominasi
oleh ordo Centrales, sedangkan ordo Pennales mendominasi benthic
algae. Berdasarkan substrat yang ditempeli, benthic diatom dibagi
menjadi :
1.
Epiphytic, yaitu benthic diatom yang hidup menempel pada tanaman lain
2.
Epipsammic: yaitu benthic diatom yang hidup menempel pada pasir
3.
Epipelic: yaitu benthic diatom yang hidup menempel pada sedimen
4.
Endopelic: yaitu benthic diatom yang hidup menempel dalam sedimen
5.
Epilithic: yaitu benthic diatom yang hidup menempel pada permukaan batu
6.
Epizoic: yaitu benthic diatom yang hidup menempel pada hewan
B. KLASIFIKASI DIATOM
Kerajaan : Protista
Divisi :
Heterokontophyta
Kelas :
Bacillariophyceae
Domain : Eukayota
Kingdom :
Chromalveolata
Filum : Heterokontophyta
Diatom adalah tumbuhan
cell tunggal yang tergolong dalam kelas Bacilariophyceae dari
phylumBacilariophyta. Diatom bisa terdiri dari satu cell tunggal atau gabungan
dari beberapa cell yangmembentuk rantai. Biasanya terapung bebas di dalam badan
air dan juga kebanyakan dari merekamelekat (attach) pada substrat yang lebih
keras. Pelekatan diatom biasanya karena tumbuhan inimempunyai semacam gelatin
(Gelatinous extrusion) yang memberikan daya lekat pada benda atausubstrat. Kita
juga kadang menemukan beberapa diatom yang walau sangat lambat tetapi punya
dayauntuk bergerak. Diatom akan sangat tergantung pada pola arus laut dan
pergerakan massa air baik itusecara horizontal maupun vertical. Cell diatom ini
mempunyai ukuran kurang lebih 2 micron sampaibeberapa millimeter, namun kita
juga kadang menemukan beberapa yang ukurannya sampai 200 micron.Sampai saat ini
para ahli memperkirakan jumlah species dari diatom ini sekitar 50.000
spesies.Diatom kebanyakan tersebar pada seluruh perairan dunia, dari perairan
air tawar hingga lautan dalam.Bahkan ada beberapa yang di temukan pada genangan
air bekas gunung berapi. Diatom umumnya ditemukan pada laut, sungai, estuary,
kolam, aliran air pada irigasi-irigasi, bahkan kolam-kolam kecilsekalipun.Yang
menarik adalah diatom bahkan dapat di temukan pada sediment dari permukaan laut
bahkan sungai, danaudan estuary. Bahkan di jadikan indicator dari pola
pelapisan sediment yang terbentuk. Tidak jarang juga di jadikanindicator lingkungan
pada indikasi pencemaran lingkungan (akan di bahas pada artikel lainnya).Dari
sumbernya diatom dapat di kelompokkan kedalam Diatom asli parairan tersebut
(Autochthonous) dan Diatomyang berasal dari luar perairan itu (Allochthonous).
Kelas Diatom (Bacillariophyceae)Diatom banyak ditemukan
dipermukaan tanah basah misal, sawah. Tanah yang mengandung diatom
berwarnakuning keemasan. Tubuh ada yang uniseluler dan koloni. Dinding sel
tersusun atas dua belahan yaitu kotak(hipoteca) dan tutup (epiteca). Reproduksi
secara aseksual yaitu dengan cara membelah diri.Contohnya: Navicula, Pannularia
dan Cyclotella.Ciri-ciri kelas bacillariophyceae, yaitu:Unicellular atau
kolonial dengan bentuk silicified dinding sel.Susunan tubuh: berbentuk sel
tunggal, berbentuk koloni dengan membentuk tubuh simetri bilateral
(pennales)dan simetri radial (centrales).Susunan sel:Terdapat dinding sel yang
disebut frustula tersusun dari bagian dasar yang dinamakan hipoteka dan bagian
tutup(epiteka) dan sabuk (singulum).
C. METODE
PENGAMBILAN SAMPEL DIATOM
Ø Lokasi Pengambilan Sampel
Sampel yang dijadikan obyek penelitian
ini sebanyak 12 unit tambak dengan letak yang berbeda. Letak tambak yang
berbeda ini didasarkan pada jarak dengan pintu masuk air (Gambar 2), dengan
asumsi bahwa letak tambak yang berbeda tersebut mempengaruhi struktur diatom
epipelic, kualitas air, dan kualitas sedimen.
Diatom Epipelic
Pengambilan
sampel diatom epipelic dilakukan dengan metode ”lens tissue trapping
technique”. Teknik pengambilan sampel ini mampu menangkap lebih dari 70% diatom
epipelic yang ada di sedimen (Round, 1982). Sampel tanah dari permukaan sedimen
dasar tambak diambil dengan menggunakan pipa pralon dengan diameter 4 inchi,
kemudian dipindahkan ke dalam cawan petri dengan ketebalan 1-2cm. Di atas
sampel tanah pada cawan petri diletakkan 3-4 kertas lensa (2x2 cm), lalu
disimpan di tempat gelap selama satu malam. Keesokan harinya diletakkan pada
tempat yang banyak terkena sinar matahari sampai siang hari. Kertas lensa
diambil dan dipindahkan ke dalam botol sampel yang berisi 10 cc formalin 4%,
kemudian dikocok, diamati jumlah sel diatom epipelic pada sedgwick rafter di
bawah mikroskop binokuler (Hendrarto, 2007). Penghitungan kelimpahan diatom
epipelic menggunakan prosedur penghitungan fitoplankton.
D. PERKEMBANG BIAKAN DIATOM
Penggunaan
diatom yang hidup di dasar perairan atau sedimen (benthic diatom) diduga sangat tepat
karena dapat mengatasi kelemahan-kelamahan yang ada
pada organisme macrobenthic dan plankton. Benthic diatom yang hidup menempel
pada sedimen, mempunyai beberapa kelebihan antara lain : jenis algae yang
kelimpahannya paling banyak dan tersebar luas, berperan penting dalam rantai
makanan, siklus hidup sederhana, beberapa spesies sangat sensitif terhadap perubahan
lingkungan sehingga dapat menggambarkan perubahan lingkungan dalam
periode yang pendek dan jangka panjang, serta mudah pengambilan sampel dan
identifikasinya .
Perkembangbiakan Diatom dapat dilakukan secara
aseksual maupun seksual. Secara aseksual, Diatom akan membelah diri dengan cara
melepaskan kotak dari tutupnya. Baik tutup maupun kotak tersebut akan membentuk
kotak di bagian dalamnya. Dengan kata lain, baik tutup maupun kotak akan
menjadi tutup.peradaan demikian akan berlangsung terus-menerus sampai ukurannya
minimum.
Diatom hidup di air,
atau di lingkungan yang sangat lembab. Mereka juga tunduk pada perubahan pola
cuaca, seperti semua makhluk hidup di bumi. Secara umum, diatom menunjukkan
ledakan dan bust siklus hidup. Ketika kondisi memungkinkan, diatom berkembang
biak dengan sangat, sangat cepat, sering keluar-bersaing dengan bentuk
kehidupan lain di lingkungan. Ini adalah ledakan (juga dikenal sebagai mekar diatom)
bagian dari siklus mereka. Ini bagian dari siklus cenderung terjadi ketika
nutrisi dan sinar matahari berada dalam kelimpahan yang besar, seperti selama
musim semi dan awal musim panas.
Karena populasi
diatom tumbuh, namun, sel-sel mulai menggunakan semua sumber daya. Setelah
sumber daya telah hilang, diatom mulai tenggelam ke dasar air, dan membentuk
jenis spora kuat yang dapat menahan kondisi yang tidak menguntungkan. Ini
adalah periode siklus bust. Ketika kondisi menjadi lebih baik, siklus berlanjut
lagi. Di habitat laut, diatom mengikuti booming tahunan dan siklus bust,
berkembang biak selama musim semi dan musim panas, dan tenggelam ke dasar laut
selama musim gugur dan musim dingin. Beberapa daerah mengalami booming diatom
selama musim gugur jika hangat dan ada banyak nutrisi yang tersisa di air.
Jenis-jenis spesies
yang membentuk komunitas diatom adalah unik untuk daerah tertentu. Dengan kata
lain, spesies diatom yang tepat yang biasa berada di halaman belakang kolam dan
sangat berbeda dengan yang berada di pantai, atau di sungai di taman setempat.
Diatom seperti semua ganggang memiliki inti, sitoplasma, vakuola
dan chromatoplasts sebagai komponen sel. Dinding silikon berpori dengan desain
yang berbeda di berbagai tempat untuk bagian gas dan nutrisi dalam sel. Diatom
diklasifikasikan ke dalam kelompok menyirip dan sentris. Mereka yang dalam
kelompok sentris yang bentuknya bundar dan diatom menyirip yang memanjang dalam
bentuk.
Reproduksi diatom dapat terjadi baik oleh reproduksi seksual atau
reproduksi aseksual. Semua diatom melewati fase seperti benih atau spora
disebut spora istirahat. Bentuk utama dari reproduksi aseksual yang terjadi
dengan pembelahan biner. Dalam reproduksi aseksual, DNA mengalami replikasi
yang menyebabkan kromosom untuk membagi menjadi dua bagian identik. Hal ini
menyebabkan pembentukan dua frustules atau teka. Setiap sel anak menerima satu
dari frustules induk sel seperti organisme lain yang bereproduksi secara
aseksual. Hal ini menyebabkan frustule kecil atau hypotheca untuk membentuk ke
frustule besar atau epitheca. Sel induk tumbuh lebih besar untuk membagi sel
anak dua dengan mendorong keluar dari katup. Setiap sel anak menghasilkan suatu
dinding sel baru dan setiap sel anak menerima satu katup. The reproduksi
aseksual dengan demikian, menyebabkan pengurangan ukuran satu sel anak dari
ukuran rata-rata. Hal ini akhirnya mengarah pada ukuran sel yang hanya
sepertiga ukuran maksimum mereka. 'Menyusut divisi Ini adalah modus unik
reproduksi aseksual dalam diatom. Diatom perlu mengembalikan ukuran sel asli
mereka populasi diatom dan karena itu mengalami reproduksi seksual.
Diatom adalah organisme non-motil dan karena sperma memiliki
flagela. Sel-sel vegetatif diatom adalah sel diploid (2n) dan karena itu mereka
mengalami meiosis. Sel-sel memproduksi gamet seksual, yang bergabung membentuk
zigot. Pada laki-laki menghasilkan sperma dan perempuan menghasilkan telur.
Sel-sel perempuan cenderung menekuk dan menciptakan sebuah lubang di dinding
sel. Hal ini membantu sperma untuk masuk ke dalam sel perempuan. Sperma
membuahi sel perempuan. Telur yang telah dibuahi akan terbungkus dalam amplop
seperti struktur memproduksi cangkang sendiri dan inti. Segera, diatom akan
tumbuh ke ukuran penuh. Orang tua sel dan diatom baru bentuk auxospores dan
bertindak seolah-olah dalam tahap tidur yang disebut 'beristirahat spora'. Ini
membantu sel untuk bertahan hidup jangka waktu yang lama dalam kondisi tidak
menguntungkan. Setelah sel-sel mendapatkan kondisi yang menguntungkan untuk
tumbuh, mereka terus dengan reproduksi seksual mereka
ë
Penentuan Habitat
Arus dapat berfungsi sebagai metode bergerak organisme ke habitat
baru. Arus Teluk, misalnya, memiliki kapasitas untuk memindahkan organisme dari
Hindia Timur sampai pantai timur Amerika Serikat. Karena diatom juga dapat
menjadi melekat pada kaki serangga dan burung, serta sisik ikan dan sisi kapal,
mereka dapat melakukan perjalanan jauh dan luas untuk menghuni tempat-tempat
baru.
Salah satu
organisme yang berperan dalam penyerapan karbondioksida adalah diatom.(Bacillariophyceae)
merupakan kelas fitoplankton yang mendominasi di suatu perairan.Selama
fotosintesis, diatom mengubah karbon dioksida menjadi karbon organik dan dalam
prosesnya menghasilkan oksigen. Satu fitoplankton Bacillariophyceae berpotensi menyerap
emisi CO2 di atmosfer sebesar 0,0256 mg CO2 per satu siklus fotosintesis
sehingga dapat dikatakan mereka bertanggung jawab untuk 40 persen dari karbon
organik yang dihasilkan di lautan dunia setiap tahun.
Namun, yang jauh
lebih penting adalah fakta bahwa tumbuhan mini bersel tunggal ini berperan
dalam 25 persen fotosintesis yang berlangsung di planet kita.Telah Ditemukan
bahwa silika pada cangkang kaca diatom menimbulkan perubahan kimia pada air
dalam cangkang tersebut, sehingga terciptalah lingkungan yang ideal untuk
fotosintesis. Cangkang kaca itu bisa begitu dekoratif karena sebagian besar
permukaannya terkena air yang terdapat di dalam sel itu, sehingga proses
fotosintesisnya lebih efisien. Para peneliti masih belum tahu bagaimana
persisnya cangkang kaca yang indah nan mungil ini terbentuk dari silikon yang
larut dalam air laut, tetapi fakta yang mereka ketahui adalah bahwa dengan
menyerap karbon dioksida dan melepaskan oksigen, diatom memainkan peranan yang
sangat penting dalam menunjang kehidupan di bumi, mungkin bahkan lebih penting
daripada kebanyakan tumbuhan darat.
Sewaktu diatom mati, sisa-sisa karbonnya tenggelam ke dasar lautan dan akhirnya menjadi fosil.Beberapa ilmuwan percaya bahwa dalam bentuk fosil dan di bawah tekanan yang sangat kuat, diatom turut menghasilkan cadangan minyak dunia.Akan tetapi, keadaannya makin memprihatinkan karena meningkatnya temperatur air laut akibat pemanasan global menyebabkan bakteri memakan sisa-sisa diatom sebelum tenggelam, dan karbonnya dilepaskan kembali ke permukaan air. Jadi, ”permata di dalam laut” yang mungil itu pun, yang adalah bagian dari sistem penunjang kehidupan yang dirancang secara menakjubkan, kini bisa terancam punah
Sewaktu diatom mati, sisa-sisa karbonnya tenggelam ke dasar lautan dan akhirnya menjadi fosil.Beberapa ilmuwan percaya bahwa dalam bentuk fosil dan di bawah tekanan yang sangat kuat, diatom turut menghasilkan cadangan minyak dunia.Akan tetapi, keadaannya makin memprihatinkan karena meningkatnya temperatur air laut akibat pemanasan global menyebabkan bakteri memakan sisa-sisa diatom sebelum tenggelam, dan karbonnya dilepaskan kembali ke permukaan air. Jadi, ”permata di dalam laut” yang mungil itu pun, yang adalah bagian dari sistem penunjang kehidupan yang dirancang secara menakjubkan, kini bisa terancam punah
E.
CIRI-CIRI DIATOM
Diatom (dari bahasa Yunani dia yang
berarti ' through ' dan tomos yang berarti ' cutting ') adalah suatu kelompok
besar dari alga plankton yang termasuk paling
sering ditemui. Kebanyakan diatom adalah bersel tunggal, walaupun beberapa
membentuk rantai atau koloni. Sel diatom dilapisi dinding sel unik yang terbuat dari silika. Diatom memiliki klorofil dan mampu berfotosintesis. Secara biologi Sebuah diatom. Wisuda bernomor
adalah 11 mikrometer terpisah
Diatom milik kelompok besar yang disebut
heterokonts, termasuk autotrof (misalnya emas ganggang, rumput laut) dan
heterotrof (misalnya air cetakan). Kekuningan-coklat mereka kloroplas adalah
khas dari heterokonts, dengan empat membran dan berisi pigmen seperti
fucoxanthin karotenoid. Individu biasanya kekurangan flagela, tetapi mereka
hadir dalam gamet dan memiliki struktur heterokont biasa, kecuali mereka tidak
memiliki rambut (mastigonemes) karakteristik dalam kelompok lain. Kebanyakan
diatom adalah non-motil, meskipun beberapa berpindah melalui dera. Sebagai
dinding sel mereka relatif padat menyebabkan mereka untuk siap tenggelam,
bentuk planktonik di perairan terbuka biasanya bergantung pada pencampuran turbulen
lapisan atas oleh angin untuk menjaga mereka dihentikan di perairan permukaan
yang diterangi matahari. Beberapa spesies aktif mengatur daya apung mereka
dengan lipid intraselular untuk tenggelam kontra. Sebuah fitur diatom adalah
siklus urea, yang menghubungkan mereka evolusi dengan hewan. [8]
Sel
diatom yang terkandung dalam dinding sel yang unik silikat (asam silikat) yang
terdiri dari dua katup yang terpisah (atau kerang). Silika biogenik bahwa
dinding sel terdiri dari yang disintesis secara intraseluler oleh polimerisasi
monomer asam silikat. Bahan ini kemudian diekstrusi dengan eksterior sel dan
ditambahkan ke dinding. Dinding sel diatom juga disebut frustules atau tes, dan
dua katup biasanya tumpang tindih satu atas yang lain seperti dua bagian dari
sebuah cawan petri. Pada sebagian besar spesies, ketika diatom membelah
menghasilkan dua sel anak, setiap sel menyimpan salah satu dari dua bagian dan
tumbuh setengah lebih kecil di dalamnya. Akibatnya, setelah setiap siklus
pembelahan ukuran rata-rata sel diatom dalam populasi semakin kecil. Setelah
sel-sel tersebut mencapai ukuran minimum tertentu, bukan hanya membagi
vegetatif, mereka membalikkan penurunan ini dengan membentuk sebuah auxospore.
Ciri-ciri kelas bacillariophyceae, yaitu :
1.
Unisellular atau
kolonial dengan dengan dinding sel tersusun oleh silikat
2.
Susunan tubuh :
berbentuk sel tunggal, berbentuk koloni dengan membentuk tubuh simetri
bilateral (pennales) dan simetri radial (centrales).
3.
Susunan sel : Terdapat
dinding sel yang disebut frustula tersusun dari bagian dasar yang dinamakan
hipoteka dan bagian tutup (epiteka) dan sabuk (singulum). Frustula ini tersusun
oleh zat pectin yang dilapisi silicon.Epiteka dan hipoteka tersusun oleh valve
atas dan valve bawah. • Valve tersusun dari: rafe, stria, nodulus pusat dan
nodulus kutub. Pennales, pina berarti sirip, strianya tersusun menyirip, banyak
ditemukan diair tawar. Centrales, strianya tersusun memusat, banyak ditemukan
di air laut.
4.
Alat gerak : flagel yang
terdapat pada sperma
5.
Isi sel : berinti
tunggal dan berinti diploid, pigmen klorofil a dan c, beta karotin serta
xantofil (fukosantin)
6.
Habitat : umumnya dalam
semua situasi air, tetapi terutama dalam air dingin.
7.
Cadangan makanan :
chrysolaminarin (dimodifikasi laminarin) dan minyak
Menurut
morfologinya, diatom dibedakan atas
2 ordo yaitu
ordo Centrales (centric diatom)
dan ordo Pennales (pennate diatom). Kedua ordo
ini dibedakan dari
bentuk frustulanya. Ordo Centrales
memiliki frustula yang
berbentuk radial simetri, segi
tiga dan ada
yang bermodifikasi menjadi
hentuk segi empat.
Sedangkan ordo Pennalesmemiliki
frustula yang berhentuk radial
simetri. Ordo Centrales
biasanya hidup planktonik (berasosiasi di kolom
air), sedangkan ordo Pennales
kebanyakan hidupnya sebagai bentik
dan dapat ditemukan
pada zona pantai yang
bersubstrat kasar sampai dengan
substrat halus atau
lumpur yang juga disebut
sebagai diatom bentik (Sumich,
1999). Spesies-spesies diatom Centrales
yang hidup planktonik
adalah Chaetoceros, Cosconocliscus, Rlzizosolenin, Skeletonenza, Planktoniella,
dan Melosira. Sedangkan spesies-spesies
dari ordo Pennales yang hidup sebagai organisme bentik
adalah Navicula, Niizsclia,
Amphora, Diploneis dan Cocconeis .
Diatom dapat ditemukan di air tawar dan lingkungan laut.Secara
umum, diatom mendiami tubuh sebagian besar air di semua bagian dunia (jika
disediakan dengan jumlah nutrisi yang cukup).Di habitat air tawar, diatom
makmur sepanjang tahun, terutama di musim semi dan musim gugur. Tidak hanya ada
di sungai diatom, danau dan badan air lainnya segar, tetapi mereka dapat
ditemukan di bebatuan, tanaman, dan lumpur yang hadir di dalam atau di
perbatasan air. Dalam lingkungan laut, diatom memiliki kapasitas untuk ada
dalam saluran pencernaan hewan, pada cangkang mereka, pada alga, dan bahkan
pada bongkahan es.
Hampir semua
diatom yang hidup membutuhkan sinar matahari untuk bertahan hidup dan
berfotosintesis, membatasi mereka untuk meter teratas 200 dari kolom air. Ini
wilayah yang diterangi matahari pada kolom air ini disebut sebagai zona
fotik.Air di bawah zona fotik adalah dunia kegelapan.Karena seluruh
permukaan laut terkena sinar matahari setidaknya sebagian tahun, diatom hidup
di mana-mana di permukaan laut.
F.
JENIS-JENIS/ MACAM-MACAM DIATOM
a.
Spirulina sp.
Spirulina adalah ganggang renik (mikroalga) berwarna hijau
kebiruan yang hidupnya tersebar luas dalam semuaekosistem, mencakup ekosistem
daratan dan ekosistem perairan baik itu air tawar, air payau, maupun air
laut.Klasifikasi Spirulina menurut Bold & Wyne (1978) dalam Pamungkas
(2005) adalah sebagai berikut :
Divisi
|
:
|
Cyanophyta
|
Kelas
|
:
|
Cyanophyceae
|
Kingdom
|
:
|
Protista
|
Genus
|
:
|
Spirulina
|
Spesies
|
:
|
Spirulina sp
|
Ordo
|
:
|
Nostocales
|
family
|
:
|
Oscilatoriaceae
|
Spirulina merupakan mikroorganisme autrotrof berwarna
hijau-kebiruan dengan sel berkolom membentuk filamenterpilin menyerupai spiral
(helix), sehingga disebut alga biru-hijau berfilamen (cyanobacterium) (Richmond
1988 dalam Pamungkas, 2005). Bentuk tubuhSpirulina sp yang menyerupai benang
merupakan rangkaian sel yangberbentuk silindris dengan dinding sel yang tipis,
berdiameter 1-12 mikrometer. Filamen Spirulina sp hidup berdirisendiri dan
dapaT bergerak bebas (Richmond, 1988 dalam Pamungkas, 2005).Spirulina, ganggang
biru hijau ini ditemukan pada air payau yang bersifat alkalis. Salah satu
spesies Spirulina telah lama dikonsumsi sebagai bahan pangan di daerah Afrika.
1.
Chlorella sp.
Sistematika dan
MorfologiChlorella merupakan alga hikau yang di klasifikasikan sebagai berikut
Phylum
|
:
|
Chlorophyta
|
Kelas
|
:
|
Chlorophhyceae
|
Ordo
|
:
|
Chlorococcales
|
Familia
|
:
|
Chlorellaceae
|
Genus
|
:
|
Chlorella ( Bougis, 1979 )
|
Bentuk sel chlorella bulat atau bulat telur, merupakan alga yang
bersel tunggal tetapi kadang-kadang bergerombol.Diameter sel berkisar antara 2-
8 mikron, berwarna hijau karena klorofil merupakan pigmen yang dominan,
dindingselnya keras terdiri atas selulosa dan pektin. Sel ini mempunyai
pitoplasma berbentuk cawan. Chlorella dapatbergerak tetapi sangat lambat
sehingga pada pengamatan seakan-akan tidak bergerak.
2.
Pinnularia sp.
Divisi
|
:
|
Bacillariophyta
|
Kelas
|
:
|
Bacillariophyceae
|
Bangsa
|
:
|
Pennales
|
Suku
|
:
|
Naviculaceae
|
Marga
|
:
|
Pinnularia
|
Jenis
|
:
|
Pinnularia latevittata
|
Ordo
|
:
|
Naviculales
|
family
|
:
|
Pinnulariaceae
|
1.
Berbentuk bujur
2.
Bagian tengah meluas
3.
Ujung badan melengkung
Frustules Pinnularia mungkin besar, diatas 300 m
panjangnya. Striae adalah alveolate. secara internal, striae diposisikan di
dalam ruang. Pembukaan ruang jelas seperti bentuk membujur yang menyeberang
striae . Raphe Sistem adalah kompleks atau lurus/langsung. Secara eksternal,
proximal raphe akhir diperluas dan dibengkokkan sedikit kesisi yang sama [itu].
Distal raphe Akhir dibelokkan dan boleh membentuk suatu beda, membengkok
tekukan ( suatu tanda tanya membentuk). Area yang pusat mungkin (adalah) diperluas
untuk satu atau kedua sisi. Sel hidup berisi dua plastids.
Pinnularia adalah
berhubungan erat dengan Caloneis dan beberapa pengarang menyarankan mereka
harus diperlakukan sebagai jenis yang sama. Pinnularia berisi sejumlah besar
jenis dan adalah sering berlimpah-limpah konduktans rendah, perairan [yang]
sedikit asam.
4.
Noticula miliaris sp.
Divisi
|
:
|
Pyrrophycophyta
|
Kelas
|
:
|
Dinophyceae
|
Bangsa
|
:
|
Noctilucales
|
Suku
|
:
|
Noctilucaceae
|
Marga
|
:
|
Noctiluca
|
Jenis
|
:
|
Noctiluca miliaris
|
5.
Tetraselmis sp.
Tetraselmis
chuii merupakan jenis mikroalga yang
memiliki warna tubuh kehijauan atau dikenal dengan flagelata berklorofil.
Tetraselmis adalah jenis alga bersel tunggal yang mempunyai empat buah flagella
berwarna hijau (green flagella). Dengan flagella tersebut maka tetraselmis
dapat bergerak lincah dan cepat seperti hewan bersel tunggal. Klasifikasi
tetraselmis (Bougis,1979) sebagai berkut :
Kingdom
|
Plantae
|
Filum
|
Chlorophyta
|
Kelas
|
Prasinophyceae
|
Ordo
|
Pyramimonadales
|
Genus
|
Tetraselmis
|
Speises
|
Tetraselmis
chuii
|
Ukuran sel tetraselmis berkisar antara 7-12 mikron. Bentuk tubuhnya oval elips.
Klorofil merupakan pigmen dominan pada alga ini, sehingga nampak berwarna hijau
akibat dipenuhi kloroplast. Pigmen klorofil Tetraselmis
chuii terdiri dari dua macam yaitut karotin dan
xantofil. Dinding sel alga ini terbentuk dari selulosa dan
pektosa. Tetraselmis mempunyai tingkat toleransi terhadap rentang
salinitas yang cukup besar yaitu 15-36 ppt, sedangkan kisaran suhunya antara
15-360C.
Alga ini
berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan sel dan seksual dengan
penyatuan kloroplast dari gamet jantan dan gamet betina. Pada reproduksi secara
aseksual protoplasma sel membelah menjadi 2,4, dan 8 sel dalam bentuk zoospora.
Zoospora ini masing-masing akan dilengkapi dengan 4 buah flagella yang mana
akan terlepas dalam bentuk zygospora. Pada reproduksi secara seksual gamet
jantan dan betina identik sehingga disebut isogami. Bersatunya kloroplast
diikuti dengan menurunkan zygot baru yang akan berkembang menjadi zygot
sempurna. Peranan tetraselmis sebagi salah satu alga laut yakni dimanfaatkan sebagai pakan ikan, udang dan kerang-kerangan dan alternative biodiesel.
6.
Artemia sp.
Secara taksonomis (Anonim, 2006), klasifikasi
sistematika Artemia adalah sebagai berikut:
Phyllum
|
: Arthropoda
|
Class
|
: Crustacea
|
Subclass
|
: Branchiopoda
|
Order
|
: Anostraca
|
Family
|
: Artemiidae
|
Genus
|
: Artemia, Leach 1819
|
Artemia (populasi yang terdiri dari jantan dan
betina) ada 6 jenis sibling yang diketahui sejauh ini, yakni:
ë Artemia salina : Lymington
England
ë
Artemia tunisiana : Eropa
ë
Artemia fransiscana : Amerika (Utara, Tengah dan Selatan)
ë
Artemia urmiana : Iran
ë Artemia monica :
Mono-Lake, CA-USA
7.
Bacillariophyta (Diatom)
Contoh spesies diatom yang memiliki bentuk beragam, seperti (a)
cakram, (b) bintang, dan (c) roda.
Phylum ini memiliki anggota yang paling banyak,
yaitu sekitar 10.000 spesies. Diatom termasuk alga uniselular dan merupakan
penyusun fitoplankton, baik di perairan tawar maupun di lautan. Bentuk Diatom
sangat khas (Gambar 3.21) dengan dinding tubuhnya yang terdiri atas kotak
(hipoteka) dan tutup (epiteka). Antara kotak dan tutup tersebut terdapat celah
yang disebut rafe. Dinding selnya mengandung pektin dan silikat. Apabila mati,
cangkangnya akan bertumpuk membentuk tanah diatom. Tanah ini bernilai ekonomis
tinggi karena dapat digunakan sebagai bahan penggosok, penyuling gasolin, bahan
pembuatan jalan, sampai bahan dinamit. Diatom sering tampak bergerak maju
mundur dan berputar.
8. Chrysophyta (Alga Keemasan)
Contoh
keragaman bentuk alga tumbuh di atas tanah
merah, (a) Vaucheria (b) Synura, dan (c) Mischococcus
Phylum ini memiliki jumlah sekitar 850 spesies.
Chrysophyta disebut juga alga keemasan. Sesuai dengan namanya, alga ini
memiliki warna kuning keemasan. Pigmen yang dominan pada alga ini adalah pigmen
karoten. Selain pigmen tersebut, Chrysophyta memiliki pigmen lain di dalam
tubuhnya, yaitu klorofil dan fukosantin. Habitat dari alga ini adalah di
perairan tawar dan laut. Spesies ini ada yang uniselular dan ada pula yang
multiselular.
Perkembangbiakan Chrysophyta yang uniselular dan
multiselular terjadi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual pada
Chrysophyta multiseluler dilakukan dengan spora dan pada Chrysophyta uniseluler
dilakukan dengan pembelahan biner dan pembentukan spora. Reproduksi seksual
dilakukan dengan peleburan gamet. Makanan cadangan alga ini berupa laminarin.
Alga keemasan yang uniseluler merupakan komponen fitoplankton. Contoh anggota
Chrysophyta adalah Vaucheria, Synura, dan Mischococcus.
9.
Ulva sp.
Ulvva
sering disebut selada laut karena morfologinya yang mirip selada. Ulva hidup di
lautan dan sebagian hidup di air payau. Ulva pun dapat hidup di perairan yang
terkena polusi bahan organik, misalnya perairan yang terpolusi oleh tinja. Ulva
menempel pada dasar perairan. Tubuh talusnya berbentuk lembaran tipis melebar
dan lebarnya dapat mencapai satu meter. Talus Ulva terdapat dua macam, yaitu
talus haploid dan talus diploid. Secara morfologi, kedua macam talus ini
berbentuk sama sehingga bersifat isomorfisme.
Contoh-contoh
Chlorophyta, yaitu (a) Chlorella, (b) Spirogyra, dan (c) Ulva.
Perkembangbiakan Ulva dapat dilakukan secara
aseksual maupun seksual. Perkembangbiakan secara aseksual, dengan membentuk
zoospora yang memiliki flagela empat buah. Adapun secara seksual, telur ulva
yang haploid akan menghasilkan gamet jantan dan gamet betina, berflagela dua
yang berbentuk sama (isogamet). Gamet jantan tersebut akan membuahi gamet
betina yang nantinya akan terbentuk zigot.
Perkembangbiakan secara
aseksual pada Ulva lactuca.
10. Euglenophyta (Euglenoid)
Phylum Euglenophyta memiliki anggota sekitar 800 spesies. Salah
satu anggota phylum Euglenophyta adalah Euglena viridis. Beberapa spesies
Euglenophyta memiliki kloroplas dan dapat melakukan fotosintesis seperti halnya
tumbuhan, beberapa spesies tidak memiliki kloroplas dan hidup secara
heterotrof. Euglenophyta yang dapat berfotosintesis mengandung klorofil a, b,
karoten, dan terkadang pigmen antofil. Makanan cadangan hasil fotosintesis
disimpan dalam bentuk polisakarida yang disebut paramilon.
Euglenophyta umumnya hidup di air tawar, seperti kolam atau danau
dan memiliki flagel yang berfungsi sebagai alat gerak di air. Bintik mata
berfungsi sebagai penerima cahaya dan memungkinkan Euglena bergerak menuju
intensitas cahaya lebih tinggi sehingga meningkatkan fotosintesis. Euglena
tidak memiliki dinding sel, namun memiliki pembungkus tubuh yang kuat dan
lentur terbuat dari protein di atas membran plasmanya, disebut pelikel. Vakuola
kontraktil berfungsi sebagai pompa yang mengeluarkan kelebihan air pada tubuh.
(a) Struktur tubuh Euglena. (b) Euglena viridis merupakan
anggota Euglenophyta. 2) Dinoflagellata
DAFTAR PUSTAKA
ü Hendrarto, B.1994. Struktur Komunitas Diatom
Dasar di Ekosistem Hutan Mangrove Tropika, North Queensland, Australia. Majalah
Ilmiah Perikanan, II (1).
ü Effendi, H. 2003 . Telaah
Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. 258 halaman.
ü http/:google.search.Pengertian dan Ciri-ciri
Diatom - Artikel Biologi.htm
ü (http://kharisma88.blogspot.com/2009/02/pakan-alami.html)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar